Ketika semua sudah mencapai waktunya
Waktu yang tak pernah terlihat batasnya
Ketika yang kau hadapi kini penyesalan diujung jalan
Kau dan aku bak mendung dan hujan
Namun tak pernah sesabar pelangi
Kita terlalu egois satu sama lain
Tak seperti pelangi yang setia menunggu hujan reda
Apa kau akan tetap menghiburku ?
Ketika angin dan hujan berseteru
Ketika mendung menunggu giliran..
Giliran untuk membasahi bumi kita
Kau dan dia layaknya pinsil dan secarik kertas
Tak ada warna yang pinsil berikan selain abu-abu
Dan tak ada kepastian
Apa aku bisa menjadi krayon ?
Yang mencoret kertasmu,
Kehidupanmu..
Dengan beribu-ribu warna
Tapi,
Kenapa krayon tak pernah berani,
Untuk berdiri sendiri
Diatas kertas kehidupan
Yang terbentang dihadapan
Apa benar penyesalan ada diujung jalan ?
Yang awalnya kulihat seperti sepercik cahaya
Yang kudekati dengan yakin
Diiringi pohon pinus yang membisik dingin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar