Tanggal 21 April 2015
A. Keberbakatan dan
Kreativitas
1. Jelaskan pengertian
keberbakatan!
2. Jelaskan pengertian
kreativitas!
3. Jelaskan hubungan
pengertian keberbakatan dan kreativitas!
B. Pembelajaran anak
berbakat
1. Sebutkan dan jelaskan
ciri-ciri anak berbakat!
2. Jelaskan pengertian
pembelajaran anak berbakat merurut teori Barbe dan Renzulli!
3. Jelaskan mengenai kegunaan
kurikulum berdiferensasi dan apa perbedaannya denga kurikulum umum?
Jawaban!
A. Keberbakatan dan Kreativitas
1. Pengertian Keberbakatan :
Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang melekat (inherent)
dalam diri seseorang, merupakan bawaan sejak lahir dan terkait dengan struktur
otak. Definisi Columbus Group, bakat adalah 'asynchronous development',
yakni kemampuan kognitif di atas rata-rata, mempunyai intensitas kuat yang
dipadu dengan pengalaman dan kesadaran diri yang secara kualitatif berbeda
dengan orang normal. Renzulli (1981), bakat merupakan gabungan dari tiga unsur
esensial yang sama pentingnya dalam menentukan keberbakatan seseorang, yakni
kecerdasan, kreativitas, dan tanggungjawab. Menurut Tedjasaputra, MS (2003),
bakat adalah kondisi seseorang yang dengan suatu pendidikan dan latihan
memungkinkan mencapai kecakapan, pengetahuaan dan keterampilan khusus.
Menurut Widodo Judarwanto 2007, keberbakatan adalah kemampuan
intelektual atau kecerdasan diantaranya meliputi kemampuan intelektual musik,
matematika, fisika, kimia, elektronika, informasi tehnologi, bahasa, olahraga
dan berbagai tingkat kecerdasan di berbagai bidang lainnya yang kemampuannya
jauh di atas rata-rata anak seusianya. Menurut Galton 2002, kebeberbakatan
merupakan kemampuan alami yang luar biasa, diperoleh dari kombinasi sifat-sifat
yang meliputi kapasitas intelektual, kemauan yang kuat, dan unjuk kerja.
Menurut Renzulli 2002, keberbakatan merupakan interaksi antara
kemampuan umum dan/atau spesifik, tingkat tanggung jawab terhadap tugas yang
tinggi dan tingkat kreativitas yang tinggi. Menurut Clark (1986),
keberbakatan adalah ciri-ciri universal yang khusus dan luar biasa, yang dibawa
sejak lahir dan merupakan hasil interaksi dari pengaruh lingkungan.
Keberbakatan ikut ditentukan oleh kebutuhan dan kecenderungan kebudayaan dimana
seseorang yang berbakat itu hidup.
Dilihat dari sudut pandang berdimensi ganda, keberbakatan adalah
kemampuan unjuk kerja yang tinggi di dalam aspek intelektual, kreativitas,
seni, kepemimpinan, atau bidang akademik tertentu. Dalam konsep luas dan
terpadu, keberbakatan merupakan kecakapan intelektual superior, yang secara
potensial dan fungsional mampu mencapai keunggulan akademiak di dalam kelompok
populasinya dan atau berbakat tinggi dalam bidang tertentu, seperti matematika,
IPA, seni, musik, kepemimpinan sosial dan perilaku kreatif tertentu dalam
interaksidengan lingkungan dimana kecakapan dan unjuk kerjanya itu ditampilkan
secara konsisten.
2. Pengertian kreativitas :
Ø PENDAPAT PARA PAKAR LUAR NEGERI
Freedam (1982) mengemukakan kreativitas sebagai kemampuan untuk
memahami dunia, menginterprestasi pengalaman dan memecahkan masalah dengan cara
yang baru dan asli. Sedangkan Woolfook (1984) memberikan batasan bahwa
kreativitas adalah kemampuan individu untuk menghasilkan sesuatu (hasil) yang
baru atau asli atau pemecahan suatu masalah. Guilford (1976) mengemukakan
kreatifitas adalah cara-cara berpikir yang divergen, berpikir yang produktif,
berdaya cipta berpikir heuristik dan berpikir lateral.
Berbeda pula dari pendapat Rhodes yang dikutip oleh Munandar (1987)
yang mengemukakan kreativitas sebagai kemampuan dalam 4 P yaitu person,
process, press, dan product. Menurut Rhodes, kreativitas harus ditinjau dari
segi pribadi (person) yang kreatif, proses yang kreatif, pendorong kreatif dan
hasil kreatifitas.
Ø PENDAPAT PARA PAKAR INDONESIA
Para pakar Bangsa Indonesia di antaranya juga mengemukakan batasan
tentang kreatifitas, antara lain :
Cony Semiawan (1987) memberi batasan kreativitas sebagai kemampuan
untuk menghasilkan atau menciptakan suatu produk baru. S.C.Utami Munandar
(dalam Alisyahbana, 1983) mengemukakan kreativitas sebagai kemampuan untuk
mengubah dan memperkaya dunianya dengan penemuan-penemuan di bidang ilmu
teknologi, seni mapun penemuan-penemuan di bidang lainnya.
Sedangkan Selo Sumarjan (1983) mengemukakan bahwa kreativitas adalah
kemampuan yang efektif dalam menciptakan sesuatu yang baru, yang berbeda dalam
bentuk, susunan, gaya, tanpa atau dengan mengubah fungsi pokok dari sesuatu
yang dibuat itu. Daldjoeni (1977) memberi pengertian tentang kreativitas tidak
hanya kemampuan untuk bersikap kritis pada diri sendiri, tetapi juga kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru dalam hal ini hubungan antara dirinya
dengan lingkungan, baik dalam hal materiil, sosial maupun psikis.
Ø KESIMPULAN
Berdasarkan atas berbagai pendapat tentang pengertian kreativitas
tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kreativitas adalah kemampuan
seseorang untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru dan asli, yang
sebelumnya belum dikenal ataupun memecahkan masalah baru yang dihadapi. Apakah
hasil kreativitas itu menunjukkan hal yang baru? Beberapa ahli berpendapat
bahwa kreativitas itu tidak harus seluruhnya baru, tetapi dapat pula sebagai
gabungan yang sudah ada dipadukan sesuatu yang baru.
3. Hubungan pengertian
keberbakatan dan kreativitas
Hubungan pengertian Keberbakatan dan Kreativitas dikemukakan oleh
Renzulli dalam konsepsi “the three rings conception”, yang menyatakan bahwa 3
ciri pokok yang merupakan kriteria (persyaratan) Keberbakatan dan Kreativitas
ialah keterkaitan antara :
1. Kemampuan baik di atas
rata-rata
Kemampuan di atas rata-rata mencakup dua hal, yaitu kemampuan umum dan
kemampuan khusus. Kemampuan umum terdiri dari kapasitas untuk memproses
informasi, mengintegrasikan pengalaman, respon yang cocok, dan adaptif terhadap
situasi baru. Contohnya, kemampuan logika dan hitungan, spatial, daya ingat,
dan kelancaran kata. Kemampuan ini diukur dengan tes intelegensi.
Kemampuan spesifik pada bidang tertentu seperti matematika dan kimia
mempunyai hubungan yang kuat dengan kemampuan umum sehingga potensi dalam
bidang ini dapat ditentukan melalui tes intelegensi dan tes bakat.
2. Tanggung jawab terhadap
tugas
Konsisten terhadap tugas dapat ditemukan pada orang yang tergolong
kreatif produktif yang memiliki rasa tanggung jawab, suatu bentuk halus dari
motivasi. Motivasi biasanya didefinisikan sebagai suatu proses energi umum yang
merupakan faktor pemicu pada organisme, tanggung jawab tersebut ditampilkan
pada tugas tertentu yang spesifik.
3. Kreativitas
Nicholes (dalam Reni, Hawadi:2002), mendeteksi keberbakatan dapat
dilakukan dengan cara menganalisis produk kreatif untuk melihat dan meramalkan
potensi kreativitas subjek.
B. Pembelajaran anak
berbakat
1. Ciri-Ciri anak berbakat :
1. Si anak memiliki ciri khas
Anak yang memiliki ciri khas biasanya akan nampak saat dirinya sedang
bermain besama teman-teman sebayanya. Si anak akan bertingkah laku yang lebih
dewasa sehingga ketika bermain dengan teman seusianya cenderung memisah. Namun,
bukan berarti si anak tak mau bermain dan berkumpul dengan teman seusianya. Si
anak sangat bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
2. Si anak memiliki cara belajar yang berbeda
Si anak cenderung tidak bisa diam dan aktif terhadap hal-hal baru.
Selain itu, si anak juga lebih suka untuk mengeksplor dan mempelajari lebih
lanjut sesuatu yang ada di sekelilingnya. Namun, tidak mau diam bukan berarti
si anak hiperaktif.
3. Gaya bahasanya lebih dewasa
Si anak lebih cepat menyerap bahasa orang dewasa dan menirukannya.
Selain itu, si anak akan lebih cepat untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan kepadanya.
4. Si anak memiliki kosakata yang banyak
Karena kemampuannya untuk menyerap bahasa lebih cepat, si anak jadi
memiliki kosakata yang lebih banyak. Dengan begitu, si anak jadi mengerti
kata-kata yang diucapkan kepadanya. Bahkan, si anak bisa menyebutkan secara
terperinci baik itu mengenai benda atau saat menjawab pertanyaan yang diberikan
kepadanya.
5. Si anak memiliki keterampilan yang lebih
Keterampilan lebih yang dimilikinya itu, seperti memakai baju sendiri,
memegang benda dengan posisi yang benar tanpa kesulitan, dan keterampilan
lainnya. Keterampilan tersebut dapat dimiliki si anak jika dilatih dengan
kegiatan berenang, bermain tenis, dan olahraga lainnya. Dengan berolahraga
dapat melatih kemampuan motorik kasarnya.
6. Si anak gemar mengoleksi benda
Anak berbakat akan lebih senang untuk mengumpulkan benda-benda
kesukaannya. Misalnya, mainan, baju, hiasan, dan lain sebagainya. Hal tersebut
dikarenakan si anak menyukai bentuknya, warnanya, serta modelnya. Sehingga si
anak gemar memilih-memilih atau mengelompokkan benda-benda kesukaannya itu.
7. Si anak gemar membaca
Saat usia si anak 1 tahunan, dirinya akan mampu untuk membedakan
gambar yang posisinya terbalik. Selain si itu, si anak juga akan menunjukkan
gerakan kepala dari kiri ke kanan seolah-olah dirinya sedang membaca. Hampir 50
persen anak yang berbakat sudah bisa membaca sejak usianya 2-2,5 tahun. Untuk
merangsang anak agar suka membaca, dapat dilatih dengan mendongengkan buku atau sering
bercerita kepadanya.
8. Memiliki kemampuan logika
Anak berbakat akan mudah memahami benda-benda yang besar dan kecil,
serta membedakan banyak dan sedikit. Selain itu, si anak juga mengerti mengenai
berapa lama, berapa jauh, dan berapa banyak. Dan anak berbakat juga bisa
membedakan atas dan bawah, kiri dan kanan, serta maju dan mundur.
9. Memiliki daya ingat yang cukup baik
Daya ingat anak berbakat sangat tinggi. Misalnya, si anak mampu
mengingat kejadian yang sudah lama dan mampu untuk mengungkapkannya kembali
dengan baik.
10. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
Anak berbakat cenderung lebih banyak bertanya terhadap apa yang belum
dimengerti. Jika si anak banyak bertanya pada apa yang tidak diketahuinya, maka
orangtua harus memberikan jawaban untuknya. Berilah jawaban dengan baik dan
jangan biarkan si anak tanpa jawaban.
11. Pandai bersosialisasi
Anak berbakat akan lebih senang untuk bermain dengan teman di atas
usianya. Dirinya akan merasa nyaman bermain dengan teman yang usianya lebih tua
darinya. Sedangkan, saat bermain dengan teman seusianya si anak akan merasa
tidak nyaman.
12. Memiliki energi yang kuat
Setiap beraktivitas, si anak selalu bersemangat karena dirinya
memiliki energi yang kuat.
Itulah ciri-ciri anak berbakat. Setelah mengetahui ciri-ciri tersebut,
apakah Anda termasuk anak yang berbakat? Jika sudah mengetahui bakat si anak,
maka sebagai orangtua Anda perlu mengasah dan membimbingnya dengan baik.
Berilah stimulasi-stimulasi yang cocok untuknya agar si anak bisa mengembangkan
bakatnya dengan baik.
2. Pengertian pembelajaran
anak menurut Barbe dan Renzulli.
Implikasi dalam pembelajaran anak berbakat disimpulkan oleh Barbed an
Renzulli (Munandar, 1999: 62) sebagai berikut:
1. Pertama-tama guru perlu
memahami diri sendiri, karena anak yang belajar tidak hanya dipengaruhi oleh
apa yang dilakukan guru, tapi juga bagaimana guru melakukannya.
Mustahil mengharapkan seseorang dapat memahami kebutuhan, perasaan,
dan perilaku orang lain, jika ia tidak mengenal diri sendiri. Dalam menghadapi
siswa-siswanya, guru yang baik selalu menilai kemampuan, persepsi, motivasi,
dan perasaan-perasaanya sendiri. Guru perlu menyadari baik kekuatan-kekuatan
maupun kelemahan-kelemahannya. Anak berbakat akan paling maju di bawah
bimbingan guru yang memiliki kecerdasan cukup tinggi, memiliki pengetahuan umum
yang luas, serta menguasai mata pelajaran yang diajarkannya secara cukup
mendalam.
Jika guru pada saat-saat tertentu tidak mengetahui sesuatu dan tidak
dapat menjawab pertanyaan siswanya, adalah lebih baik mengatakan “Saya tidak
tahu: marilah kita cari jawabannya bersama-sama!” atau “Berilah saya waktu
untuk memikirkannya!” Jawaban seperti ini akan lebih mendapat penghargaan dan
kepercayaan siswa daripada jika guru menjawab asal saja. Mengapa? Karena anak
berbakat bersifat kritis, mempunyai kemampuan penalaran yang tinggi, dan suka
mempertanyakan segala sesuatu.
Guru perlu juga menguji perasaan-perasaannya terhadap anak berbakat.
Sikap menguji atau mempertanyakan dari anak berbakat dapat menjengkelkan guru
yang bersifat otoriter. Penjelasan guru yang biasanya diterima begitu saja oleh
kebanyakan anak mungkin diragukan oleh anak berbakat. Jika guru menunjukkan
perasaan tidak senang oleh pertanyaan-pertanyaan anak berbakat, ia dapat
mematikan rasa ingin tahu anak, sedangkan guru yang terbuka terhadap gagasan
dan pengalaman baru akan meluaskan dimensi minat anak.
2. Di samping memahami diri
sendiri, guru guru perlu memiliki pengertian tentang keberbakatan.
Oleh karena itu, guru yang akan membina anak berbakat perlu memperoleh
informasi dan pengalaman mengenai keberbakatan, tentang apa
yang diartikan tentang keberbakatan, bagaimana cirri-ciri anak berbakat, dan
dengan cara-cara apa saja kebutuhan pendidikan anak berbakat dapat terpenuhi.
Dengan mengetahui kebutuhan-kebutuhan pendidikan anak berbakat, guru akan
menyadari bahwa anak-anak ini memerlukan pelayanan pendidikan khusus yang
terletak di luar jangkauan kurikulum biasa.
3. Setelah anak berbakat
diidentifikasi, guru hendaknya mengusahakan suatu lingkungan belajar sesuai
dengan perkembangan yang unggul dari kemampuan-kemampuan anak.
Sehubungan dengan ini guru hendaknya lebih berfungsi sebagai
fasilitator belajar daripada sbagai instructor (pengajar) yang menentukan
semuanya. Fungsi pendidik adalah mempersiapkan siswa untuk belajar seumur
hidup. Setiap anak dilahirkan dengan rasa ingin tahu. Ia terbuka terhadap
pengalaman baru dan belajar dari pengalamannya sesuai dengan kebutuhannya.
Hanya sayang, pada waktu anak mulai masuk sekolah sering dorongan alamiah untuk
belajar ini terkekang karena kurikulum yang kaku dan program belajar yang tidak
beragam (berdiferensiasi), artinya tidak disesuaikan dengan kemampuan dan minat
anak.
Jika dorongan alamiah ini terhambat di sekolah, rasa ingin tahu anak
akan mati dan berganti menjadi sikap apatis, acuh tak acuh. Karena itu,
diperlukanmotivasi eksternal (berupa dorongan, pujian, teguran dari guru dan
orang tua) dan system penghargaan (nilai-nilai prestasi belajar, angka rapor)
untuk menumbuhkan minat anak. Terutama anak yang cerdas dan berbakat dengan
rasa ingin tahu yang kuat dan minat yang luas akan merasa terhambat dengan
kurikulum yang hanya berorientasi pada mayoritas anak.
4. Guru anak berbakat lebih
banyak memberikan tantangan daripada tekanan.
Prakarsa dan keuletan anak berbakat membuatnya tertarik terhadap
tantangan. Ia senang menguji kemampuan dan penglamannya terhadap tugas yang
bermakna baginya. Ia merasa tertantang untuk menjajaki hal yang sulit dan belum
diketahui. Anak yang berbakat dan kreatif cepat bosan dengan tugas-tugas rutin
dan yang hanya mengulang-ulang.
5. Guru anak berbakat tidak
hanya memperhatikan produk atau hasil belajar siswa, tetapi lebih-lebih proses
belajar.
Macam kegiatan belajar yang lebih berorientasi kepada proses daripada
terhadap produk semata-mata dapat dilihat dari contoh-contoh berikut ini.
· Pemecahan
masalah dengan lebih menekankan pada proses memperoleh jawaban daripada
jawabannya sendiri.
· Membuat
klasifikasi (penggolongan).
· Membandingkan
dan mempertentangkan.
· Membuat
pertimbangan sesuai dengan criteria tertentu.
· Menggunakan
sumber-sumber (kamus, ensiklopedi, perpustakaan).
· Melakukan
proyek penelitian.
· Melakukan
diskusi.
· Membuat
perencanaan kegiatan.
· Mengevaluasi
pengalaman.
6. Guru anak berbakat lebih
baik memberikan umpan-balik daripada penilaian.
Agar menjadi orang dewasa yang mandiri dan percaya pada diri sendiri,
anak harus belajar bagaimana menilai pengalaman dan prestasi belajarnya. Anak
yang berbakat cukup mampu melakukan penilaian diri sejak mereka masuk sekolah.
Guru perlu memberi umpan-balik dan model prilaku, namun seyogyanya anaklah yang
menilai diri sendiri.
Guru dapat memberikan umpan-balik dengan membuat catatan yang
menyatakan dimana letak kesalahan anak dan bagaimana ia sendiri dapat
memperbaikinya. Jika nilai dalam bentuk angka harus diberikan, maka sebaiknya
dilengkapi dengan catatan penjelasan.
7. Guru anak berbakat harus
menyediakan beberapa alternatif strategi belajar.
Termasuk salah satu hal penting yang perlu diketahui anak ialah bahwa
ada lebih dari satu cara untuk mencapai sasaran atau tujuan, ada macam-macam
kemungkinan jawaban terhadap satu masalah, ada beberapa cara untuk
mengelompokkan objek, dan ada beberapa sudut pandang dalam diskusi.
Hendaknya anak diperbolehkan menjajaki beberapa cara atau jalan untuk
mencapai tujuan. Kreativitas akan berkembang dalam suasana yang memberika
kebebasan untuk menyelidiki. Jika anak tidak dengan sendirinya melihat
macam-macam jalan yang dapat ditempuh, hendaknya guru mengarahkan sehingga ia
dapat melihat adanya macam-macam alternative strategi belajar.
8. Guru hendaknya dapat
menciptakan suasana di dalam kelas yang menunjang rasa percaya diri anak serta
dimana anak merasa aman dan berani mengambil resiko dalam menentukan pendapat
dan keputusan.
Hendaknya setiap anak merasa aman untuk mencoba cara-cara baru dan
menjajaki gagasan-gagasan baru di dalam kelas. Banyak anak yang kreatif
terlambat dalam ungkapan diri karena takut mendapat kritik, takut gagal, takut
membuat kesalahan, takut tidak disenangi guru, atau takut tidak memenuhi
harapan orang tua.
Dengan menciptakan suasana di dalam kelas dimana setiap anak merasa
dirinya diterima dan dihargai, serta guru menunjukkan bahwa ia percaya akan
kemampuan anak, maka akan terpupuk rasa harga diri anak.
3. Kegunaan kurikulum
berdiferensasi dan perbedaannya denga kurikulum umum.
Kegunaaan Kurikulum berdiferensiasi sangat penting untuk anak berbakat
karena anak diajarkan :
a. Beragam cara agar siswa
dapat mengeksplorasi kurikulum.
Dalam kaitan dengan pem-belajaran berdiferensiasi, maka para siswa
memiliki kebebasan yang luas untuk mengeksplor kurikulum yang dibutuhkan dan
sesuai dengan perkembangan fisik dan mentalnya. Mereka akan memilih dan memilah
kurikulum (muatan lokal) yang sesuai dengan kondisinya.
b. Beragam kegiatan atau proses
yang masuk akal sehingga siswa dapat mengerti dan memiliki informasi dan ide.
Proses belajar mengajar harus dapat mengembangkan cara belajar siswa
untuk mendapatkan, menge-lola, menggunakan dan meng-komunikasikan informasi
yang di-perlukan. Siswa harus terlibat secara aktif dalam proses tersebut baik
secara individual ataupun kelompok.
c. Beragam pilihan dimana
siswa dapat mendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari.
Proses pembelajaran ber-diferensiasi harus memberikan ruang yang luas
kepada anak didik untuk mendemostrasikan apa- apa yang telah mereka pelajari.
Hal ini sangat bermanfaat untuk: Pertama, anak didik belajar menyampaikan atau
mengkomunikasikan temuan dan informasi yang dimilikinya; Kedua, anak didik
belajar mengapresiasi karya atau infomasi yang disampaikan orang lain (teman);
Ketiga, anak didik belajar untuk mendapat masukan, kritikan dan sanggahan
terhadap penemuan atau informasi yang disampikan kepada orang lain. (Tomlison, 1995).
Perbedaan Kurikulum Berdiferensiasi dengan Kurikulum Umum yaitu :
Kurikulum berdiferensiasi (differ-rentiation instruction) adalah
kurikulum pembelajaran yang memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak.
Walaupun model pengajaran ini memperhatikan atau berorientasi pada
perbedaan-perbedaan individual anak, namun tidak berarti pengajaran harus
berdasarkan prinsip satu orang guru dengan satu orang murid. Berbeda dengan
kurikulum reguler yang berlaku bagi semua siswa, kurikulum berdiferensiasi bertujuan
untuk menampung pendidikan berbagai kelompok belajar, termasuk kelompok siswa
berbakat. Melalui program khusus, siswa berbakat akan memperoleh pengayaan dari
materi pelajaran, proses belajar dan produk belajar. Berikut penjelasan lebih
lanjut perbedaan antara Kurikulum berdiferensiasi dengan Kurikulum Umum :
1. Kurikulum berdiferensiasi
dapat mengubah bagian-bagian tertentu yang kurang sesuai. Karena anak berbakat
memiliki kemampuan memahami pelajaran dan pengetahuan yang melampaui anak pada
umumnya, biasanya pemberian materi kepada anak berbakt lebih menyesuaikan
kemampuan anak. Sehingga, ada beberapa bagian yang diterima anak umum di kelas
tetapi tidak diterima oleh anak berbakat.
2. Kurikulum berdiferensiasi
Mengurangi kegiatan-kegiatan yang terlalu rutin. Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, anak berbakat memiliki tingkat kemampuan memahami pelajaran yang
lebih tinggi dibandingkan anak umum, jadi beberapa kegiatan atau pelajaran yang
dapat dikerjakan sendiri dan tanpa bantuan berarti dari pendidik sebaiknya
dikurangi.
3. Kurikulum berdiferensiasi
Meluaskan dan mendalami materi. Karena sifat yang cenderung kurang puas
dan mendetail, pemberian materi pembelajaran kepada anak berbakat sebaiknya
lebih diluaskan dan mendalam.
4. Kurikulum berdiferensiasi
menyesuaikan keberbakatan anak tidak seperti Kurikulum Umum.
5. Kurikulum berdiferensiasi
Berorientasi dengan proses. Maksudnya, kegiatan belajar mengajar menekankan
perkembangan keterampilan dan proses berpikir daripada hanya materi
6. Kurikulum berdiferensiasi
Berpusat pada kegiatan aktif. Yaitu kegiatan belajar sepenuhnya
mengikutsertakan anak secara aktif. Sehingga, dapat menghidupkan suasana keilmuan
yang penuh akan diskusi dan saling bertukar pikiran.
7. Kurikulum berdiferensiasi
menerapkan tugas berakhir terbuka.Dengan asas ini tidak ada istilah “benar” dan
“salah” dalam hasil tugas siswa, tetapi seluruhnya berdasarkan pengalaman
setiap anak, Memungkinkan anak memilih. Asas ini memberikan peluang kepada
setiap anak sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kemampuan masing-masing.
Sehingga, sekolah seharusnya menyediakan sarana atas minat dan bakat anak.
Nama anggota kelompok :
1. Shifa Amalia /1PA20/1A514229
2. Shifa Amalisa /1PA20/1A514230
3. Nadya Ramdhania /1PA20/17514771
4. Umairoh /1PA20/1C514849
5. Sam Indah C /1PA20/19514965
6. Dian Septiningrum /1PA21/13514002
7. Chintya Deborah /1PA21/12514354
8. Fitria Lita G /1PA21/14514339
9. Nur Khotimah /1PA21/18514174
10. Salsabilla Aieda R /1PA21/9524962
11. Lu'Lu' Ul M /1PA21/16514164