Rabu, 25 Oktober 2017

Psychological Well-Being pada Pria Lajang Dewasa Madya yang Belum Menikah

                 Latar belakang:
      Pernikahan adalah salah satu hal yang didambakan oleh orang-orang yang sudah dewasa. Menurut Hurlock (1980) Pernikahan sendiri adalah salah satu dari tugas perkembangan di masa dewasa awal. Orang-orang dewasa yang belum menjalankan tugas perkembangan ini bukan berarti tugas itu akan hilang namun akan dibawa kemasa perkembangan selanjutnya yaitu masa dewasa madya. Santrock (2012) menjelaskan bahwa masa dewasa madya adalah masa transisi dari masa dewasa awal dimana dewasa madya itu sendiri dimulai dari usia 40 hingga 60 tahun
  Lajang adalah pria atau wanita yang sedang dalam suatu masa yang dapat bersifat temporary (sementara) atau jangka pendek, namun juga dapat bersifat permanent (tetap), atau jangka panjang yang merupakan pilihan hidup (Saxton, 1986).
Hurlock (1980) mengatakan bahwa pada masyarakat tradisional melajang merupakan hal yang tidak wajar, namun banyak diantara mereka yang tetap bertahan dengan status lajangnya. 
Seorang ahli ilmu jiwa, Dr. C.R. Adams (dalam Azam, 2006) telah mengemukakan beberapa kesimpulan, diantaranya aadalah orang yang menikah hidup lebih lama dibandingkan dengan orang yang hidup melajang, orang yang menikah jauh lebih sedikit yang bunuh diri dibandingkan dengan orang yang hidup melajang, dan orang yang menikah jauh lebih kecil kemungkinan menjadi gila dibandingkan dengan orang yang melajang.
Pengertian Psychological wellbeing atau kesejahteraan psikologis itu sendiri di definisikan sebagai sebuah kondisi dimana individu memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan sendiri dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat menciptakan dan mengatur lingkungan yang kompatibel dengan kebutuhannya, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna, serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya (Ryff, 1989).
 Tujuan Penelitian :

1.               Untuk menggambarkan psychological well-being pria lajang dewasa madya
2.              Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi psychological well-being wanita dewasa lajang.
3.         Untuk menjelaskan upaya pria dewasa madya lajang dalam meraih psychological wellbeing dengan menghadapi masalah transisi masa dewasa madya perkembangannya saat ini yang belum semua terpenuhi.
       Metode Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan seorang pria lajang yang memasuki usia dewasa madya dan belum pernah menikah

          Jika dibuat dalam sebuah sistem CBIS penelitian ini mungkin termasuk dalam sistem berbasis pengetahuan, penelitian ini tidak berpotensi dengan sistem CBIS karena penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan bersifat subjektif.


nama : Lu'Lu' Ul Mashnu'ah
npm   : 16514164

Kamis, 12 Oktober 2017

Review Jurnal : Sistem Informasi Tes Kepribadian untuk Seleksi dan Penempatan Tenaga Kerja pada Perusahaan

Kali ini saya ditugaskan untuk meriview kesimpulan dari sebuah jurnal yang  berjudul Sistem Informasi Tes Kepribadian untuk Seleksi dan Penempatan Tenaga Kerja pada Perusahaan oleh Sugeng Jumadyono pada program studi teknik informatika di Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer Indonesia.

Kesimpulan :

Dari hasil analisa penerapan sistem informasi test kepribadian, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Sistem informasi tes kepribadian untuk seleksi dan penempatan tenaga kerja memiliki kinerja sistem yang mampu berjalan dengan baik sesuai dengan kebutuhan fungsional.
2. Mampu memberikan deskripsi kepribadian dan persentase kesesuaian kepribadian testee berdasarkan kualifikasi kepribadian target secara akurat, efektif, dan efisien.
3. Memberikan hasil deskripsi kepribadian yang dapat dicocokkan dengan kualifikasi kepribadian menurut posisi pekerjaan tertentu.