Jurnal ini ditulis oleh : Sari Dewi Yuhana Ningtyas.
Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negri Semarang, Indonesia.
Kurang lebih berisi 6 halaman termasuk daftar pustaka.
Topik yang diambil sang penulis sangatlah menarik karena berhubungan dengan fenomena yang sedang marak saat ini.
Berikut adalah hasil review jurnal dari jurnal yang ditulis oleh Sari Dewi Yuhana Ningtyas yang saya coba kerjakan.
HUBUNGAN ANTARA SELF CONTROL DENGAN INTERNET ADDICTION PADA MAHASISWA
PENDAHULUAN
Sebelum membahas lebih jauh mengenai isi jurnal ini maka terlebih dahulu akan diterangkan apa yang dimaksud dengan Internet Addiction dan Self Control.
Internet merupakan salah satu media yang sekarang ini digemari oleh remaja.Internet Addiction adalah pemakaian internet secara berlebihan yang ditandai dengan gejala-gejala klinis kecanduan, seperti keasyikan dengan objek candu, pemakaian yang lebih sering terhadap objek andu, tidak memperdulikan dampak fisik maupun psikologis pemakaian dan sebagainya. Self Control Menurut Chaplin, (2001:450) adalah kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan, merintangi umpuls-impuls atau lingkah laku impulsif.
Perkembangan pengguna internet dari tahun ke tahun sangatlah tinggi. Tidak sedikit orang yang sangat bergantung pada internet sehingga individu kecanduan, terutama remaja. Tanda-tanda remaja yang kecanduan internet, antara lain remaja merasa senang dengan internet, durasi penggunaan internet terus meningkat, menjadi cemas dan bosan ketika harus melalui beberapa hari tanpa internet. Fenomena inilah yang bisa digolongkan sebagai Internet Addiction. Internet Addiction dapat mengakibatkan kegaalan akademis, menurunkan kinerja, perselisihan dalam perkawinan bahkan perceraian. (Young,1996:20).
Selain Internet Addiction terdapat juga gangguan lain yaitu Internet Addiction Disorder (IAD) gangguan ini meliputi segala macam hal yang berhubungan dengan internet seperti jejaring sosial, email, pornografi, judi, online, game online, chatting dan lain-lain. IAD memang tidak tercantum pada manual diagnostik dan statistik gangguan mental, namun secara bentuk dikatakan dekat dengan bentuk kecanduan akibat judi, selain itu badan himpunan psikolog di Amerika Serikat secaraformal menyebutkan bahwa kecanduan ini termasuk dalam salah satu bentuk gangguan. (Herlina Siwi, 2004:2)
Ditemukan kasus di Amerika dimana seseorang harus tidak lulus karena tidak pernah menghadiri kelas untuk sibuk berinternet. Sedangkan kasus di dalam negri sendiri adalah seorang gadis usia 12 tahun kabur dari rumahnya selama 2 minggu, selama itu gadis tersebut mengaku tinggal disebuah warnet untuk bermain game online (sumber: Media Indonesia, 2008:7).
Ketidak mampuan seseorang dalam mengontrol diri untuk terkoneksi dengan internet dan melakukan kegiatan bersamanya adalahcikal bakal dari lahirnya Internet Addiction. Oleh karena itu Self Control penting untuk dikembangan agar individu lebih mampu untuk mempunyai kontrol diri yang tinggi untuk memandu, mengatur dan mengarahkan perilaku online.
Penelitian Herlina (2004) mengenai hubungan kontrol diri dengan kecenderungan kecanduan internet di Jogjakarta menunjukkan adanya hubungan yang negatif yang signifikan antara kontrol diri dengan kecenderungan internet. Kategori kontrol diri tergolong tinggi, karena sebagian subjek penelitian hanya menggunakan internet lebih dari satu tahun dengan lama durasi 5 sampai 4 jam perminggu. Selain itu internet masih termasuk alat komunikasi baru yang belum menjadi gaya hidup di indonesia, khususnya di Jogjakarta. Internet sudah mulai banyak digunakan tetapi belum menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, salah satunya karena faktor biaya yangharus dikelurkan untuk memperoleh jasa internet.
Hasil penelitin yang dilakukan oleh Rahayuning (2009) tentang hubungan antara kontrol diri dengan kecanduan internet pada siswa Sekolah Menengah Pertama di Surakarta menunjukan tidak ada hubungan antara kontrol diri dengan kecanduan internet pada siswa SMP sehingga kontrol diri tidak dapat dijadikan prediktor terhadap variabel kecanduan internet.
Berdasarkan fenomena tersebut dan masalah yang timbul permasalahan tentang Internet Addiction yang berdampak negatif pada mahasiswa, baik dampak psikologis maupun kehidupan sosial remaja. Sehubungan dengan fenomena ini, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang apakah ada hubungan antara self control dengan internet addiction pada mahasiswa fakultas Ilmu Pendidikan Semester 5 UNNES 2010/2011.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan teknik propotional sampling dengan subjek penelitian diambil 10% secara acak sebagai sampel dari populasi berjumlah 639 mahasiswa yaitu 65 mahasiswa. Pengumpulan data ini menggunakan skala self control dengan aitem yang dibuat adalah 50 aitem dari aspek behavioral, control, cognitive control,decisional control. Skala kedua yaitu skala internet addiction yang dibuat adalah 51 aitem dari aspek complusive use, loss of control, continued use despit adverse consequencesI. Alternatif jawaban yang tersedia ada empat yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan variabel self control tergolong rendah dengan presentasi 83,85%, hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa kurang mampu mengontrol perilaku, mengambil keputusan atau suatu tindakan yang baik terhadap internet. Variabel internet addiction tergolong tinggi dengan presentasi 96,92%, hal ini memnujukkan bahwa mahasiswa mengalami kecanduan internet dengan tanda bahwa mahasiswa selalu tertuju pada internet, kurang dapat mengontrol penggunaan internet. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan negatif antara self control dengan internet addiction pada mahasiswa FIP semester 5 UNNES. Semakin rendah self control maka semakin tinggi internet addiction.
KESIMPULAN
Kesimpulan studi kasus pada jurnal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yaitu self control pada mahasiswa FIP berada pada kategori rendah sedangkan internet addiction pada mahasiswa FIP tergolong tinggi.Uji hipotesis antara self control dan internet addiction diterima. Hal tersebut dapat diartikan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara self control dengan internet addiction.
KEKURANGAN DAN KELEBIHAN JURNAL
Saya akan mencoba melihat kekurangan dan kelebihan jurnal ini menurut pandangan saya sendiri. Menurut saya jurnal ini memiliki kekurangan diantaramya membandingkan penelitian penggunaan internet antara pelajar SMP dengan mahasiswa, pelajar SMP tentu masih sangat rendah menggunakan internet karena banyak tugas yang dapat dicari dari media cetak bukan dari internet, kemudian peneliti membandingan dalam jangka waktu antara penelitian 2004 dengan penelitian sekarang, tentulah penggunaan internet pada tahun 2004 masih sangat rendah karena internet pada saat itu masih membutuhkan biaya yang relatif mahal berbeda dengan penelitian yang penulis itu lakukan yaitu pada tahun 2010/2011. Lalu terlalu banyak kalimat pengulangan pada jurnal tersebut, dan pengambilan data dengan kuisioner menurut saya belum akurat karenya banyak orang yang asal-asalan mencentang sebuah kuisioner
Kelebihan jurnal ini diceritakan dengan jelas proses penelitian, data-datanya, serta hasilnya dijelaskan secara detail sehingga dapat membuat pembaca mengerti maksut dari jurnal ini. Jurnal ini juga dilegkapi dengan pernyataan serta contoh kass yang dicantumkan sumber jelasnya sehingga tidak membuat pembaca ragu dengan contoh kasus yang dilampirkan oleh penulis.
Nama : Lu'Lu' Ul Mashnu'ah
Kelas : 2 pa 22
Npm :16514164
sumber jurnal : Educational Psychology Journal
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/epj/article/view/2650
Internet merupakan salah satu media yang sekarang ini digemari oleh remaja.Internet Addiction adalah pemakaian internet secara berlebihan yang ditandai dengan gejala-gejala klinis kecanduan, seperti keasyikan dengan objek candu, pemakaian yang lebih sering terhadap objek andu, tidak memperdulikan dampak fisik maupun psikologis pemakaian dan sebagainya. Self Control Menurut Chaplin, (2001:450) adalah kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan, merintangi umpuls-impuls atau lingkah laku impulsif.
Perkembangan pengguna internet dari tahun ke tahun sangatlah tinggi. Tidak sedikit orang yang sangat bergantung pada internet sehingga individu kecanduan, terutama remaja. Tanda-tanda remaja yang kecanduan internet, antara lain remaja merasa senang dengan internet, durasi penggunaan internet terus meningkat, menjadi cemas dan bosan ketika harus melalui beberapa hari tanpa internet. Fenomena inilah yang bisa digolongkan sebagai Internet Addiction. Internet Addiction dapat mengakibatkan kegaalan akademis, menurunkan kinerja, perselisihan dalam perkawinan bahkan perceraian. (Young,1996:20).
Selain Internet Addiction terdapat juga gangguan lain yaitu Internet Addiction Disorder (IAD) gangguan ini meliputi segala macam hal yang berhubungan dengan internet seperti jejaring sosial, email, pornografi, judi, online, game online, chatting dan lain-lain. IAD memang tidak tercantum pada manual diagnostik dan statistik gangguan mental, namun secara bentuk dikatakan dekat dengan bentuk kecanduan akibat judi, selain itu badan himpunan psikolog di Amerika Serikat secaraformal menyebutkan bahwa kecanduan ini termasuk dalam salah satu bentuk gangguan. (Herlina Siwi, 2004:2)
Ditemukan kasus di Amerika dimana seseorang harus tidak lulus karena tidak pernah menghadiri kelas untuk sibuk berinternet. Sedangkan kasus di dalam negri sendiri adalah seorang gadis usia 12 tahun kabur dari rumahnya selama 2 minggu, selama itu gadis tersebut mengaku tinggal disebuah warnet untuk bermain game online (sumber: Media Indonesia, 2008:7).
Ketidak mampuan seseorang dalam mengontrol diri untuk terkoneksi dengan internet dan melakukan kegiatan bersamanya adalahcikal bakal dari lahirnya Internet Addiction. Oleh karena itu Self Control penting untuk dikembangan agar individu lebih mampu untuk mempunyai kontrol diri yang tinggi untuk memandu, mengatur dan mengarahkan perilaku online.
Penelitian Herlina (2004) mengenai hubungan kontrol diri dengan kecenderungan kecanduan internet di Jogjakarta menunjukkan adanya hubungan yang negatif yang signifikan antara kontrol diri dengan kecenderungan internet. Kategori kontrol diri tergolong tinggi, karena sebagian subjek penelitian hanya menggunakan internet lebih dari satu tahun dengan lama durasi 5 sampai 4 jam perminggu. Selain itu internet masih termasuk alat komunikasi baru yang belum menjadi gaya hidup di indonesia, khususnya di Jogjakarta. Internet sudah mulai banyak digunakan tetapi belum menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, salah satunya karena faktor biaya yangharus dikelurkan untuk memperoleh jasa internet.
Hasil penelitin yang dilakukan oleh Rahayuning (2009) tentang hubungan antara kontrol diri dengan kecanduan internet pada siswa Sekolah Menengah Pertama di Surakarta menunjukan tidak ada hubungan antara kontrol diri dengan kecanduan internet pada siswa SMP sehingga kontrol diri tidak dapat dijadikan prediktor terhadap variabel kecanduan internet.
Berdasarkan fenomena tersebut dan masalah yang timbul permasalahan tentang Internet Addiction yang berdampak negatif pada mahasiswa, baik dampak psikologis maupun kehidupan sosial remaja. Sehubungan dengan fenomena ini, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang apakah ada hubungan antara self control dengan internet addiction pada mahasiswa fakultas Ilmu Pendidikan Semester 5 UNNES 2010/2011.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan teknik propotional sampling dengan subjek penelitian diambil 10% secara acak sebagai sampel dari populasi berjumlah 639 mahasiswa yaitu 65 mahasiswa. Pengumpulan data ini menggunakan skala self control dengan aitem yang dibuat adalah 50 aitem dari aspek behavioral, control, cognitive control,decisional control. Skala kedua yaitu skala internet addiction yang dibuat adalah 51 aitem dari aspek complusive use, loss of control, continued use despit adverse consequencesI. Alternatif jawaban yang tersedia ada empat yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan variabel self control tergolong rendah dengan presentasi 83,85%, hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa kurang mampu mengontrol perilaku, mengambil keputusan atau suatu tindakan yang baik terhadap internet. Variabel internet addiction tergolong tinggi dengan presentasi 96,92%, hal ini memnujukkan bahwa mahasiswa mengalami kecanduan internet dengan tanda bahwa mahasiswa selalu tertuju pada internet, kurang dapat mengontrol penggunaan internet. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan negatif antara self control dengan internet addiction pada mahasiswa FIP semester 5 UNNES. Semakin rendah self control maka semakin tinggi internet addiction.
KESIMPULAN
Kesimpulan studi kasus pada jurnal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yaitu self control pada mahasiswa FIP berada pada kategori rendah sedangkan internet addiction pada mahasiswa FIP tergolong tinggi.Uji hipotesis antara self control dan internet addiction diterima. Hal tersebut dapat diartikan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara self control dengan internet addiction.
KEKURANGAN DAN KELEBIHAN JURNAL
Saya akan mencoba melihat kekurangan dan kelebihan jurnal ini menurut pandangan saya sendiri. Menurut saya jurnal ini memiliki kekurangan diantaramya membandingkan penelitian penggunaan internet antara pelajar SMP dengan mahasiswa, pelajar SMP tentu masih sangat rendah menggunakan internet karena banyak tugas yang dapat dicari dari media cetak bukan dari internet, kemudian peneliti membandingan dalam jangka waktu antara penelitian 2004 dengan penelitian sekarang, tentulah penggunaan internet pada tahun 2004 masih sangat rendah karena internet pada saat itu masih membutuhkan biaya yang relatif mahal berbeda dengan penelitian yang penulis itu lakukan yaitu pada tahun 2010/2011. Lalu terlalu banyak kalimat pengulangan pada jurnal tersebut, dan pengambilan data dengan kuisioner menurut saya belum akurat karenya banyak orang yang asal-asalan mencentang sebuah kuisioner
Kelebihan jurnal ini diceritakan dengan jelas proses penelitian, data-datanya, serta hasilnya dijelaskan secara detail sehingga dapat membuat pembaca mengerti maksut dari jurnal ini. Jurnal ini juga dilegkapi dengan pernyataan serta contoh kass yang dicantumkan sumber jelasnya sehingga tidak membuat pembaca ragu dengan contoh kasus yang dilampirkan oleh penulis.
Nama : Lu'Lu' Ul Mashnu'ah
Kelas : 2 pa 22
Npm :16514164
sumber jurnal : Educational Psychology Journal
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/epj/article/view/2650